Perseteruan Dua Arti Cinta



Diaantara embun dan fajar minggu pagi ini, pangeran ayam jago berkokok sangat garang, induk ayam betina meliuk bersahut lembut, mesra. Dalam kandang gelap, kini kokokan si jago menerangi gelapnya. Dipadang pasir tandus semenanjung arab, tiada setitik kesejukan kala siang, gelap dan dingin tiada seberkas cahaya kala malam, namun qais alias majnun bertahan dalam bayang-bayang laila dan bernafas dengan syair-syair cinta yang dikirimnya melalui awan, dibisikannya kepada angin saat akan badai.
Dalam gelap berkecamuk amukan pedang, bersimbah darah, bertabur kalimat takbir, menggelora dalam semangat suci. Pedangnya bagai kilat yang menyamabar, cinta yang sedang diperjuangkannya, cinta seperti apa yang membuatnya berada dalam medan gelap berlumuran darah ini, memperjuangkan cinta yang behitu kokoh tertanam dalam jiwanya. Dia meninggalkan wanitanya malam itu, malam pengantinnya, cinta sebesar apa yang dia perjuangkan, aku betul-betul iri dengan cinta yang dibubuhkannya dalam setiap kalimat takbir ditengah medan jihad. Khalid bin walid mengis sendu karena nafas terakhirnya tidak jatuh pada medan jihad.
Cinta menjadi cahaya kala dunia gelap gulita, cinta menjadi senjata kala pedang tiada lagi untuk membela jiwa, cinta membuat qais menjadi gila karena laila yang perjuangkannya dan hidup ditemani syair-syair ditengah-tengah padang pasir tandus, cinta membuat Khalid bin walid lebih memilih medan jihad dari pada disamping seorang wanita pada malam pengantin, cinta membuat romeo dan Juliet rela mati bersama-sama yang katanya mati dalam arti cinta. Cinta jua yang membuat qarun tenggelam dalam bumi beserta yang dicintainya. Samakah arti cinta diatas??
Kini kita beralih pada kenyataan didepan mata, dimana yang katanya para pecinta, kini mengusung dada menuai kata-kata indah pada wanita yang diidamkannya, atau sebaliknya wanita membenam makna perasaannya dalam kata-kata dalam jejaring social atau secara lansung diungkapkannya untuk membuktikan rasa cinta pada pasangannya, katanya. Namun sayang seribu sayang pasangan yang bagaiamana ini?? Sudah dalam ikatan pernikahan atau membuat ikatan sendiri alias pacaran. Kalau pasangan itu sudah dalam hubungan pernikahan syukurlah, semoga itu diridhai ALLAH SWT. Namun yang menjadi bahasan kali ini tentang yang belum ada ikatan pernikahan.
Benarkah arti cinta seperti yang diumbar-umbar kebanyakan orang, mestikah cinta itu harus di umbar, dan di wujudkan dalam pacaran. Mirisnya yang pacaran pun banyak yang menutup mata, atau seperti belum pernah diberi tahukan tentang bahaya dan pandangan islam tentang pacaran atau lebih khususnya percintaan. Memang benar cinta adalah naluriahnya manusia, tapi apakah pacaran adalah solusinya. Memang benar cinta adalah fitrahnya manusia tapi benarkah arti cinta itu tertuang dalam bentuk pacaran, berduaan dengan yang bukan mahram. Okelah kalau tidak pacaran tapi aktivitas yang dilakukan bagaimana : berduan, smsan, chating2n member perhatian, melamunkan, ,.ingatlah setan menjadikan terasa indah bagi manusia kesesatannya.
Dalam surat al ahzab ayat 32 ALLAH berfirman “….makan janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang berpenyakit dalam hatinya..” 
Nah mari kita lihat hal-hal yang kadang kita tidak sadari yang sering terjadi dalam kehidupan kita sekarang, khususnya kaum muda. Sekarang lagi musimnya alay-alay an. Dalam gaya bicara wanita kadang ada yang dibuat-buat seperti dimanja-manjain, merengek-rengek, dan banyak lagi yang satu spesiesnya. Sementara jika kita lihat dalam ayat al-qur’an surat al-ahzab diatas “walaa takhdho’na bilqouli/ maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara”  jelas ALLAH melarang hal yang demikian,. Bicara dengan laki-laki bukanlah hal yang dilarang seperti yang dikatan yusuf al-qardawi tentang istri-istri nabi yang menjadi tempat bertanya para sahabat. Dan dalam alkhir ayat surat al ahzab ayat 32 “dan ucapkanlah perkataan yang baik”.
Kembali kepada topic pembicaraan diatas,”perseteruan dua art cinta”, mari kita renungkan lagi cinta itu dating dari mana?? Siapa yang menciptakan cinta?? Nah, lalu yang mana cinta yang sejati , cinta kepada yang menciptakan cinta, atau cinta sesama makhluk yang juga diciptakan  oleh pencipta yang sama??
Pada bagian pertama paragraph sudah digambarkan bagaimana kuatnya, perkasanya Khalid bin walid dalam mengekspresikan cintanya kepada Tuhannya.
Kemudian ada juga qais alias majnun gila karena cintanya pada laila, romeo dan Juliet terjerumus dalam kesesatan cinta.
Kali aja romeo dam Juliet gak bunuh diri, nanti bias nikah makan goring pisang jo katan berdua ..wkwk (just kidding)
Oke kini kita bias membedakan mana dan bagaimana cinta itu sesungguhnya. Mungkin ada yang tahu mana cinta yang sebenarnya, namun tidak mau berhijrah/berpindah atau meninggalkan kesalahan/kesesatannya. Sadarilah berapa kali ALLAH berfirman dalam Al-Quran “janganlah kamu mengikuti lngkah2 setan, sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata” ,. Pilihlah yang benar, bukan yang menyenangkan.

Kesalahan datangnya dari saya, kebenaran hanya dari ALLAH,
 Wassalam. Penulis.

Komentar

Postingan Populer