TIM KEHIDUPAN
Perempuan-perempuan itu hadir
satu satu dalam kehidupannya. Satu satu. Semua pada waktunya. Tepat ada
waktunya. Untuk mengisi peran sejarah yang sudah disiapkan takdir disepanjang
jalan kehidupannya. Harus begitu meman. Sebab setiap potong umurnya adalah
fragmen dari sebuah skenario panjangkehidupan yang hendak ditulisnya ditulisnya
diatas bumi dibawah bimbingan langit.
Perempuan-perempuan mulia itu
hadir satu satu. Semua pada waktunya, tepat pada waktunya. Mereka semua masuk
dalam wilayah kehidupannya yang telah diformat oleh misi kenabian. Tapi mereka
semua masuk dari pintu yang sama: cinta jiwa. Mereka mencintai kepribadiannya.
Mereka mencintai misinya. Maka mereka lebur menjadi sebuah tim kehidupanyang
kompak: menjadi pendukung utama bagi seorang lelaki akhirat, sang Nabi,
Muhammad SAW.
Tim kehidupan. Itu dilukiskan
agaknya lebih tepat bagi sembilan
perempuan yang mengelilingi nabiterakhiritu. Walaupun Khadijah dan Aisyah
mungkin memainkan peran-peran pendukung utama, tapi setiap perempuan mulia itu,
yang kini tersurat sebagai ibunda orang-orang beriman, datang dengan sebuah
sebab, sebuah alasan, sebuah misi, sebuah peran, sebuah solusi, sebuah
kontribusi. Khadijah hadir selama 25 tahun untuk menyelesaikan misi pembangunan
basis sosial Muhammad SAW dan basis pergerakan Mekkah, sementara Aisyah hadir
selama 10 tahun untuk menunaikan misi pengembangan konstitusi negara di madinah,
sementara yang lainnya datang untuk mengisi peran-peran lain di sepanjang dua
poros peran pendukung utama itu.
Tim kehidupan itu bukan sebuah
cerita tentang berbagi suami. Disana tidak ada cerita tentang suami yang harus
dibagi. Disana mereka hanya bercerita tentang peran, tentang misi, tentang
daftar pekerjaan. Dan romantika tercipta ditengah-tengah kelelahan itu. Cerita itu
menegaskan sebuah fakta sejarah bahwa sebuah peran besar yang diemban seumur
hidup, seperti misi kenabian. Tim teknis terkadang lebih mudah diperoleh. Tapi yang
lebih penting adalah tim yang memberi kita dukungan emosi: keamanan dan kenyamanan
yang kita perlukan untuk terus bertumbuh dan berkarya.
Dalam kesadaran batin seperti
itulah sang Nabi menghadapi tuntuan istri-istrinya untuk mendapatkan lebih
banyak perhiasan dunia. Tapi itu mungkin akan mengganggu konsentrasinya
terhadap pencapaian misinya. Dan bukan untuk itu tim ini dibentuk. Tim ini
dibentuk untuk membawa solusi, bukan untuk menciptakan masalah. Maka dengarlah
jawabannya: “ hai Nabi, katkanlah kepada isteri-isterimu,”Jika kamu sekalian
menginginkan kehidupan kehidupan dunia dan perhiasan dunia dan perhiasannya,
maka marilah supaya kuberikan padamu mut’ah dan aku ceraikan kamudengan cara
yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya
serta (kesenangan) dinegeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi
yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar” (QS. Al ahab : 28-29)
Komentar
Posting Komentar