Parang dan Gergaji


Parang dan Gergaji

S
hubuh di kampungku lembab, datang mengendap-endap, diam-diam, dan berjingkat-jingkat. Embun pun suka ikut mencampuri urusan teh panas yang disuguhkan ibu setiap selesai shalat shubuh untuk ayah, embun yang kedinginan mencuri-curi kehangatan dari dalam gelas. Suara ibuku memecah remang-remang shubuh membangunkan aku dan adikku untuk bangun pergi sekolah, meskipun ibu tidak hanya membangunkan kami untuk pergi kesekolah, tapi juga untuk shalat shubuh. Pada saat pagi datang, gaya gravitasi meningkat sepuluh kali lebih kuat, dan beban beratnya akan semakin tertumpu pada satu titik focus, yaitu kelopak mata. Kelopak mata akan semakin berat dan semakin berat dengan hasutan embun dan kata-kata “lima menit lagi”. Aku melakukan berbagai cara agar bisa tidur lebih lama dan melakuakan konspirasi level 3 saat ibu mambangunkan ku. Saat ibu membangunkan, maka aku akan mengeluarkan suara seolah-olah aku sudah bangun 15 menit yang lalu, lalu aku akan membunyikan apapun yang bisa menimbulkan bunyi didekat tempat tidurku, seperti memukul-mukul dinding, membalikan halaman buku dengan keras, atau pura-pura membaca buku atau seperti orang yang berbicara sendiri karena tidak tahu jawaban PR yang dikerjakannya, ini agar ibu menyangka aku benar-benar sudah tidak ngantuk lagi. Ini hanya akan ketahuan ketika tiba-tiba suara-suara itu hilang dengan tiba-tiba, apalagi suara itu berubah menjadi dengkuran. Lalu ibu akan masuk kedalam kamar, tanpa sepatah katapun kami akan terbangun lalu kami akan mendengar pengajian rutin setiap pagi, “omelan ibu di pagi buta”, lalu aku harus mencari cara baru lagi yang lebih efisien agar bisa dapat bonus extra time 15 menit untuk tidur pagi.
Beginilah kebanyakan remaja kawan, maksudku remaja yang gagal menjadi remaja yang baik,  hormone adrenalin yang tak terkendali akan membuatnya lebih aktif saat hidup (terbangun) dan akan malas bangun saat sudah terlelap, dan setiap nasihat yang diberikan kepada nya akan “masuk kedalam telinga kanan keluar telinga kiri”, begitulah orang-kampung kami mengatakannya. Tapi sejak zaman reformasi menyerang, setelah para remaja diracuni film-film orang seberang sana, yang konon katanya orang-orang konyol itu sebenarnya kan menjadi pahlawan (one piece, naruto, nobita, dll) ,semua itu berubah , tidak lagi yang namanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri, nasihat-nasihat itu hanya akan memantul ditelinga mereka sebelum sempat masuk kedalam lorong-lorong gelapnya. Setelah ibu lelah mengomel dan omelan nya berserakan dilantai kamar karena tidak bisa masuk kedalam telinga kami, lalu kami disuruh mandi.
Orang-orang dikampungku mandi disumur, dan harus bergantian. Setelah mendengar omelan rutin waktu yang tersisa sebelum jam sekolah dimulai hanya sekitar 45 menit lagi.  Aku dan adik laki-lakiku harus mandi bergantian, tapi itu akan membuat kami  terlambat kesekolah, adikku ngotot ingin mandi duluan, akupun tidak mau mengalah karena aku pernah pengalaman pahit saat terlambat sekolah, aku akan disuruh push-up 200 kali oleh kepala sekolah dan itupun akan dihitungnya satu persatu, ditambah bentuk tubuh kepala sekolah yang hampir mirip seperti giant (dalam film doraemon), dengan kulit gelap, perut lebih besar dan lebih menonjol dari bagian lainnya, sedangkan kepala dan kaki mengecil, ini seperti alien dengan jenis berudu (kecebong), lalu pipinya yang sedikit tembem, dan dishiasi kumis yang cukup tebal diatas bibirnya, ini adalah penderitaan fisik dan psikis, bagi siswa yang mentalnya lemah akan menderita psycosomatis saat bertemu dengannya, maka akan timbul gejala-gejala; meriang, sakit perut, sakit kepala.
Pengalaman ini akan menghantuiku agar tidak terlambat lagi. Dirumah kami hanya ada satu sumur untuk mandi. Aku dan adikku akan berebut mandi agar tidak terlambat kesekolah. Karena aku tidak mau mengalah, adikku yang agak tempramen kehilangan kesabaran, adikku memukul punggungku, spontan aku berbalik layaknya Jackie chan yang diserang musuh dari belakang, saat aku berbalik kebelakang dia berlari seperti jambret dikejar preman kampung, aku mengejarjnya, aku berlari seperti pendekar-pendekar kung fu china dengan menyiapkan satu tendangan maut dibelakangnya, tapi karena larinya kencang aku tidak bisa menghinggapinya. Lalu tiba-tiba ayah datang disaat kejar-kejaran yang sengit itu terjadi. Kami terdiam karena kami takut dimarahi lagi, ayah berdiri, hening, suasananya khidmat, seperti guru besar kung fu china yang memarahi muridnya hanya dengan pandangan dingin, yang tajam bak belati, tangan sebelah kirinya memegang parang panjang dan sebelah kanannya memegang gergaji, kami bertambah ciut. Lalu dengan langkah yang pelan dan dingin ayah menghampiri kami, lalu ayah genggamkan kepadaku gergaji yang disebelah kanannya, dan untuk adikku parang panjang yang disebelah kirinya, lalu ayah berkata “silahkan berkelahi, biar ayah tonton”.  Kami terdiam, posisi kami sekarang seperti petarung jalanan yang akan menunjukan siapa yang pantas menjadi sang raja jalanan, lalu ayah berada diposisi wasitnya. Aku memandangi adikku, dan adikku memandangiku bingung, perutku rasanya sudah keras menahan aroma situasi ini,  karena tidak tahan kami berdua pun tertawa, amarah tadi yang meluap-luapun kini tiba-tiba hilang. Beginilah manusia dengan manusia lain, seperti piring dalam rak-rak. Benturan akan sering terjadi karena posisinya yang sangat dekat, dan begitu juga manusia. Naluriah manusia itu hidup dengan kecendrungan kasih sayang (QS. Ali Imran: 14).
Pelajaran moral : Hal yang paling lucu di dunia ini adalah orang-orang yang punya cinta akan menyakiti orang lain , apalagi orang-orang yang dicintainya.

Komentar

Postingan Populer