HIDUP BERGELIMANG CINTA (bagian 2)



HIDUP BERGELIMANG CINTA (bagian 2)
BY: ANDRI OKTAVIANAS

P
ada pembahasan bagian pertama, kita telah membahas pacaran, kalau memang seandainya pacaran memaknai cinta dengan adil, bagaimana dengan cinta kepada orang tua, kakak, adik, keluarga, sahabat, guru. Pernahkan kita menjadikannya dalam bentuk ekspresi yang kita sebut cinta. Atau kita tidak sadar kalau mereka juga bagian dari cinta itu sendiri. Maka dengan pemaknaan cinta yang sangat sempit tersebut memungkinkan para pecinta itu bertindak membabi buta, karena ia sudah silau dengan satu warna cinta saja. Sehingga keluarlah dari mulut mereka “cinta itu buta”. Tentu hal ini akan terjadi karena mereka tidak bisa melihat cinta dengan seutuhnya. Pertanyaanya, “bagaimana warna warni sinar cinta yang satu sinarnya saja bisa sangat menyilaukan mata, bahkan menjadi buta karenanya??” Bukankah ketika siang hari disaat matahari menggarang mata kita juga tidak mampu menatapnya. Tapi kita memakai kaca mata hitam agar kita tidak silau dan tetap merasakan cahayanya yang menerangi setiap sudut penglihatan kita. Bukankah kita tetap melihat banyak hal dengan hal tersebut?? Berbeda dengan orang yang menatap matahari dengan tanpa pelindung atau kacamata hitam, mereka hanya akan melihatnya sepersekian detik, lalu tertunduk silau, lalu mereka ada yang ingin mencobanya lagi namun tak bertahan lama, bahkan setelah itu tidak ingin mencobanya.
Jikalau cinta dimaknai seperti in maka semulah arti cinta tersebut. Setelah cinta yang sebenarnya menjadi semu, maka datanglah musuh sekalian manusia, menggoda, merayu, menjerumuskan manusia dalam pemaknaan-pemaknaan cinta yang tidak semestinya. Itulah syetan dan jaringannya, jaringan islam liberal gimana?? Aihh,... dengan menjerumuskan manusia kedalam pemaknaan-pemaknaan palsu tersebut maka kita lihat bermacam-macam jenis ekspresi cinta mulai dari hal kecil sampai pada hal yang besar bahkan tak masuk akal. Kita lihat pacaran adalah hal yang sangat dianggap wajar, namun bagi yang masih bingung untuk pacaran ada lagi yang namanya hubungan tanpa status yaitu menjalani kegiatan atau aktivitas pacaran tanpa menyebutkan status mereka adalah pacaran. Maka inilah bukti dari “syeitan menjadikan terasa indah bagi manusia perbuatan-perbuatan buruknya”. Ini adalah salah satu kasus yang mungkin tergolong kecendrungan perasaan manusia terhadap lawan jenis yang salah di ekspresikan.
Namun masih ada yang lebih parah lagi yaitu pecinta sesama jenis, ketika kita bicara masalah pacaran atau hubungan tanpa status maka inilah kesalahan dalam mengekspresikan perasaan yang sejatinya ada pada manusia. Namun apakah cinta sesama jenis (gay, lesbian, heterosexual dll) adalah The original feeling of human being ?? i say it “NO” gak masuk akal, kecuali akal yang sakit.  Ini adalah penyakit. Dalam ilmu psikology ini termasuk penyakit, ini adalah suatu ke abnormalan. Dan penyakit ini juga sudah meracuni kaum Luth bahkan istrinya, hingga mereka dihinakan dengan hujan batu. “..dan ketika kami (syeitan) menyuruh manusia mengubah ciptaan ALLAH, maka mereka mengubahnya..” . dan ALLAH sudah menghinakan yang melakukan praktek gak masuk akal ini dengan azab yang dahsyat. Maka tak ada cinta sebenarnya yang mereka rasa, melainkan nafsu yang hiasi syeitan hingga mereka menganggapnya cinta.
Jikalah ingin jua melihat berkas sinar cinta, tiada pula ingin silau dan buta dibuatnya maka pandabglah ia, temui sinarnya dengan cara yang sudah ditentukan penciptanya, karena setiap berkas sinar cinta tersebut, akan kita nikmati semuanya karena yang menciptakannya, karena semua berkas sinar cinta tersebut akab bermuara pada satu tujuan, tujuannya yaitu yang menciptakannya. Inilah hakikat cinta, diciptakan oleh ALLAH, dan semuanya kembali kepada ALLAH. Inilah yang semestinya dipahami para pecinta.

Komentar

Postingan Populer