HIDUP BERGELIMANG CINTA
HIDUP BERGELIMANG CINTA
BY: ANDRI OKTAVIANAS
BY: ANDRI OKTAVIANAS
S
|
elamat pagi...!! tema
pembicaraan kita pada pagi hari ini adalah tentang cinta, lebih tepatnya –hidup
bergelimang dengan cinta-“. Ketika anak-anak sma mendengar tema
pembicaraan tentang “hidup bergelimang cinta” (penekanan pada kata cinta),
spontan siswa siswi bersorak,..... “yeee....huuuuuu,....(suiittt,..suittttt)...*^&^$*&^$@#.”
Respon seperti ini bukan monopoli anak-anak SMA (remaja secara
umumnya), inilah gambaran persepsi remaja negeri ini tentang “cinta”. Begitu
menggeloranya cinta dikalangan remaja, memang tidak dapat dipungkiri inilah
fitrah kita sebagai manusia, ada cinta. “..Ada manusia ada cinta, ada cinta ada
gelora, ada gelora ada jiwa yang berhimpun rasa, dua jiwa belum bersua raga,
tapi jiwa berdekapan mesra, kala sebagian mengumbar rasa, maka sebagiannya lagi
menghimpunnya dalam do’a. Jika ada yang terlena dalam dunia fana karnanya, maka
ada juga yang mengembalikan pada hakikat yang sesungguhnya, pada yang kuasa
juga kita sandarkan segala rasa”.
Beginilah kira-kira segelintir roma cinta, tapi ini lebih tepatnya cinta
laki-laki dan perempuan. Tapi apakah cinta itu hanya ketertarikan laki-laki dan
perempuan. Apakah makna cinta sesempit itu??
Persepsi siswa-siswa diatas tidak 100% salah , namun apa yang mereka
tangkap sebenarnya hanya seberkas sinar yang dipancarkan cinta. Tapi karena
pancarannya sangat kuat, maka tidak sedikit kornea mata yang tidak tahan
sehingga menjadi buta. Paling tidak mereka silau hingga tidak mampu merangkap
warna-warna sinarnya yang lain. Kebutaan dan kesilauan inilah yang akhirnya
melahirkan refleksi cinta dalam bentuk yang salah. Cinta direfleksikan tanpa
rambu-rambu sehingga berbenturan dan menabrak norma, pagar-pagar nilai dan
bahkan membobol benteng agama.
Secara psikologisnya, kondisi pribadi remaja saat SMA adalah kondisi
dimana ketertarikan terhadap lawan jenis itu sangat tinggi, dan perasaan
ketertarikan itu adalah wajar, “dijadikan
terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa
perempuan-perempuan,....”. VMJ alias virus merah jambu adalah virus yang
senantiasa menyerang para remaja, hingga para korban akan melihat langit terasa
dekat, burung-burung bernyanyi ditelinganya, hingga senymnya tersimpul-simpul
sepanjang hari. ini adalah suatu rasa yang menjadikan jantung berdetak lebih
kencang dari pada biasanya, dan detak jantung itu akan menuntun para korban
untuk bergerak lebih banyak pula. Namun dalam ekspresi cinta itu sendiri oleh
kebanyakan remaja cenderung tidak berada pada jalan yang seharusnya. Apakah VMJ
itu harus dilampiaskan dengan pacaran?? Atau kegiatan yang memungkinkan balas
membalas ekspresi cinta itu sendiri, lalu mengabaikan larangan yang menciptakan
cinta itu sendiri. Disinilah cinta dimaknai secara tidak adil, cinta dimaknai
begitu sempit. Warna dari cinta itu tidak tertangkap secara utuh. Silau hanya
dengan satu warna cinta, karena kesilauan itu jua para pengekspresi cinta yang
sering dipanggil pacaran sering melanggar norma nilai, dan sudah tentu agama.
“pacaran memang tidak semua berujung zina, tapi zina itu semuanya diawali
dengan pacaran” begitu kata Felix Siau. Zaman
sekarang kita akan mendengar panggilan bagi yang gak punya pacar dengan
istilah JOMBLO atau ada yang bikin persatuan IJO LUMUT (ikatan jomblo lucu dan
imut) lalu bagi kelas kakap ada SI JOsUA (si jomblo sudah tua), aihh
&^$$*#.
Kembali pada pembahasan pacaran, kalau memang pacaran memaknai cinta
dengan adil, bagaimana dengan cinta kepada orang tua, kakak, adik, keluarga,
sahabat, guru. Pernahkan kita menjadikannya dalam bentuk ekspresi yang kita
sebut cinta. Atau kita tidak sadar kalau mereka juga bagian dari cinta itu
sendiri. Maka dengan pemaknaan cinta yang sangat sempit tersebut memungkinkan
para pecinta itu bertindak membabi buta, karena ia sudah silau dengan satu
warna cinta saja. Dengan pandangan yang utuh tentang cinta, maka seseorang akan
hidup bergelimang dengan cinta. Hidup akan lebih bermakna, karena dimanapun ia berada,
ia akan mendapatkan cinta. Kemudian cinta akan berjalan dan terus berjalan
seiring dengan nilai, norma dan aturan-aturan agama sehingga membentuk
nada-nada cinta yang harmoni.
Komentar
Posting Komentar