SUDUT PANDANG PALING HUMANIS (Kissing *cerita dalam perkuliahan)


SUDUT PANDANG PALING HUMANIS
Tulisan ini terinspirasi dari cerita teman saya dalam salah satu mata kuliah S2 nya pada salah satu perguruan tinggi negeri di SUMBAR. Dalam mata kuliah tersebut dibicarakanlah masalah pacaran beserta aktivitasnya.
Batas pacaran, “kissing itu diperbolehkan”.
Komentar mahasiswa “ kan dalam agama itu dilarang?”
..”Agama biarkan saja...” kata profesor. Lalu seisi kelas bungkam.
Hal-hal seperti ini mungkin sering terjadi dikelas-kelas anda, mata kuliah2, bahkan yang disayangkan hanya sedikit mahasiswa yang mempermasalahkan hal ini.
“mempermasalahkan ??”.. apakah ini salah ??

Ini yang perlu kita garis bawahi “Apakah ini salah??”. Ada dua  kemungkinan terhadap pertanyaan ini. Mahasiswa tidak lagi tahu mana yang benar dan mana yang salah. Atau yang salah dianggap benar atau sebaliknya.
Dalam kasus-kasus seperti ini kita melihat seorang dosen atau profesor sekalipun akan beralasan ini adalah “humanisme”.  Lalu mahaiswa diam, bingung, menerima, atau menolak.
“ciuman itu wajar-wajar saja”.kan mengekspresikan kasih sayang
“pacaran, ciuman itu boleh saja”.. inikan tugas perkembangan remaja (hasil sudut pandang kepada siapa ia mengacu untuk dijadikan konsep psikologi perkembangan remaja)
Kita lihat sudut pandang para humanis, menghargai fitrah, harkat danmartabat manusia, sangat mulia sekali tujuannya. Tapi dalam hal ini siapa yang paling tepat dan yang paling humanis??. (simpan pertanyaan ini sampai akhir tulisan)
SEKILAS TENTANG HUMANISME
Humanisme adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia. Humanisme telah menjadi sejenis doktrin beretika yang cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas manusia, berlawanan dengan sistem-sistem beretika tradisonal yang hanya berlaku bagi kelompok-kelompok etnis tertentu.
Humanisme modern dibagi kepada dua aliran. Humanisme keagamaan/religi berakar dari tradisi Renaisans-Pencerahan dan diikuti banyak seniman, umat Kristen garis tengah, dan para cendekiawan dalam kesenian bebas. Pandangan mereka biasanya terfokus pada martabat dan kebudiluhuran dari keberhasilan serta kemungkinan yang dihasilkan umat manusia.
Humanisme sekular mencerminkan bangkitnya globalisme, teknologi, dan jatuhnya kekuasaan agama. Humanisme sekular juga percaya pada martabat dan nilai seseorang dan kemampuan untuk memperoleh kesadaran diri melalui logika. Orang-orang yang masuk dalam kategori ini menganggap bahwa mereka merupakan jawaban atas perlunya sebuah filsafat umum yang tidak dibatasi perbedaan kebudayaan yang diakibatkan adat-istiadat dan agama setempat.
Sedangkan tokoh humanisme yang terkenal diantaranya Abraham Maslow, Carl Rogers, Erich Form dll.
Kita ambil intisari secara umum dari humanisme yaitu : Harkat dan martabat manusia. Dalam kasus percintaan remaja seperti kasus yang dipaparkan sebelumnya,.”ciuman itu boleh saja”. Itu salah satu kebutuhan dalam mengungkapkan cinta. Dari sudut pandang itu sajakah??. Sekarang kita menerawang beberapa tahun ke depan setelah remaja2 tersebut akan menikah. Pertanyaannya “anda lebih merasa terhormat mempunyai calon istri/suami yang dahulunya berpacaran, melakukan aktivitas pacaran, ciuman dengan pacarnya (mungkin anda atau pacarnya yang lain sebelum anda, mungkin  beberapa kali dengan satu pacar, atau anda adalah orang yang kesekian kali,*maaf) dll. Atau anda lebih merasa terhormat dengan calon suami yang menjaga diri dari hal-hal tersebut)
Anda bisa tentukan manakah yang paling humanis dalam contoh di atas?? Yang menjaga diri atau yang mengekspresikannya dengan ciuman dsb ??
Oke dengan jawaban yang lebih ekstrem “ tergantung pribadinya donk”.. nah berarti ini relatif donk pada setiap pribadinya.
Sesuai sekali dengan pengertian humanisme sekuler, jika tergantung pribadi berarti sudut yang dipakai adalah logika, dan logika setiap orang tentu mempunyai kapasitas yang berbeda-beda. Taraf logika seseorang bisa jadi tidak sehebat yang lainnya, atau setiap logika manusia saling melengkapi kekurangan satu sama lain, namun logika yang berbeda dan berseberangan tentu akan menghalangi hal ini (hal ini akan bersangkut paut pada liberalisme). Maka perli mengikuti apa yang paling masuk akal dari logika tersebut, agar bisa berlogika dengan benar. Maka logika yang paling masuk akal adalah aturan yang paling humanis itu tidak dibuat oleh manusia, :”kenapa??” karena setiap manusia punya logika yang berbeda-beda, pengalaman, kecerdasan, ilmu yang berbeda akan menghasilkan logika yang berbeda-beda. Maka hal yang paling humanis adalah aturan yang sudah ditentukan oleh yang menciptakan manusia, maka aturannya akan berlaku pada semua manusia, tidak hanya pada etnis tertentu. Kita ingat pertanyaan sebelumnya “dalam hal ini (kasus ciuman, pacaran, dan smua kasus) siapa yang paling tepat dan yang paling humanis??. Agama yang melarang ciumankah, melarang aktivitas2 pacaran yang lain (zina dan segala yang mendekatinya). Manakah yang paling humanis.
Tentu yang paling humanis adalah yang datang dari yang menciptakan segala sesuatu ini, agama ALLAH SWT, islam.
Hal yang paling logis adalah semuanya di atur dengan aturan, tanpa aturan maka semuanya akan kacau, aturan yang dimaksud adalah aturan yang mencakup alam semesta, inilah hal yang paling logis. Bahkan dalam kaum liberalis yang mengkuti paham darwinisme menurut mereka membunuh, , memperkosa, dsb adlah fitrah manusia yang berasal dari hewan, patutkah ini dihargai dan diberi jalan untuk mengekspresikan ke fitrahannya (menurut dia), mungkin pelaku tidak merasa rugi, tapi para korban akan menderita.
Kesimpulannya, islam adalah yang paling humanis.

Padang, 19 Februari 2015


Andri Oktavianas

Komentar

Postingan Populer