Saudaraku yang bernama "Rohingya"

   'Rohingya', begitu mengenal mereka. Kita mengenal mereka dengan sebutan tersebut dari media-media. Kita mengenal mereka dari kejauhan, dengan membaca kisah mereka, melihat foto-foto mereka. 'Rohingya'. Mereka adalah nama kaum muslim di negeri yang bernama Myanmar. Mereka, kaum muslim 'Rohingya' adalah kaum minoritas, minoritas dengan Islam yang mereka pegang. Hari ini mereka mengalami apa yang dahulu juga telah dialami kaum muslimin, sunnatullah. Kedengkian dan kezhaliman orang-orang kafir. Dan hari ini mereka telah menjadi terusir. Di usir dari tanah ibu, tanah kelahiran mereka. Tidak ada pilihan lain, tidak ada tempat lain. Mereka mengapungkan asa berlayar dilautan, entah kemana riak membawa mereka. Tetangga yang tidak mau menerima mereka, tentu dengan tidak mengeneralisir. Lalu layaknya kaum anshar, yang bernama Aceh Darussalam dan Turki menyambut, menerima, dan bahkan menjemput kedatangan mereka. Lalu saudara-saudara yang telah Allah ikatkan sebagai saudara dalam surat al hujurat ayat 10, meski tak bertemu rupa tak bersua raga. Mereka menyiapkan apa saja yang jadi tempat sandaran bagi mereka, makanan, pakaian, dan apa saja yang bisa diberikan. Benarlah ketika Allah telah pautkan cinta, meski raga tak bertemu rupa tapi jiwa telah berbalut mesra. Allah telah mengatakan dalam al quran

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ.........

"                                                                                           Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara......" (al-hujurat ayat 10)

Lalu Nabi SAW telah menjelaskan

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِه

[رواه البخاري ومسلم]

Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. (Riwayat Bukhori dan Muslim)

Benarlah, kita benar-benar telah Allah pautkan dengan cinta. Dan cinta tentu perlu bukti. Ketika saudara yang bernama 'Rohingya' itu telah sama kita dengar dan lihat jalannya bersikukuh dengan Tauhid dizhalimi, tidakkah ngilu terasa dihati? Tidakkah terselip doa untuk saudara yang bernama Rohingya tersebut?  Kalau tidak, perlu rasanya dipertanyakan cinta sebagai hak seorang muslim. Perlu rasanya kita pertanyakan ketimpangan dalam keimanan. Sementara kisah 'Rohingya' yang mungkin kebanyakan kita tak sampai bertemu betul doa dan harap kita untuk bertemu dengan mereka. Mari lirik saudara muslim yang hari ini di samping kita, sudahkah kita mencintai sebagaimana hak mereka? Mari kita bangun lagi cinta yang sudah menjadi haknya.

   Nah mari kita telik tragedi kecelakaan beberapa waktu lalu , tidakkah ini menyisakan tanda tanya besar dan konyol bagi kita. Ketika pesawat MH17 jatuh ,seolah separuh penduduk negeri ini yang meninggal, media mainstream, pemerintah seperti larut dalam duka. Lalu hari ini kaum muslim Rohingya terkatung-katung dilautan dihantui ketakutan siksaan kampung halaman ditambah kelaparan seolah tidak bisa menarik sedikita perhatian mereka. Lalu sandiwara macam apakah ini??
Mari kita perkokoh persatuan, perkuat ukhuwah yang mungkin sudah ingin dibersihkan dari debu, tunaikan hak-hak cinta yang kita namakan 'saudara'. Innamal mukminuuna ikhwah. (Andri Ok)

Komentar

Postingan Populer